mEsKi g@ul, tetep TSIQOH...

...sekedar mengumpulkan 'pesan' dari saudara-saudariku...

Jumat, 27 Maret 2009

KIAN MANTAB DENGAN JILBAB

Sobat muslimah, 10-20 tahun lalu… Jilbab belumlah sepopuler saat ini. Bila kita mendengar cerita dari para jilbaber pendahulu kita, kita akan tahu, betapa banyak rintangan dan tantangan yang mereka hadapi. Dari tantangan kecil, misalnya dituduh sok alim, bau surga, hingga yang berat, misalnya dikeluarkan dari sekolah, dilempari batu, dikatai ninja (bagi yang bercadar), bahkan diusir dari rumah!

Untuk saat ini, alhamdulillah, keberadaan jilbab sudah semakin familiar dalam masyarakat. Sayang, perkembangan selanjutnya, jilbab malah menjadi semacam trend, untuk mempercantik penampilan, sehingga keluarlah berbagai model jilbab. Memang harus diakui, kalau pakai jilbab kita-kita jadi semakin terlihat cantik, betul nggak?

Yang perlu dipertanyakan, apakah semua model jilbab itu syar'i? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita simak firman Allah subhanahu wa ta’ala,

"Dan katakanlah kepada para wanita yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya...." (An-Nur: 31)

Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)

Begitulah, makna jilbab dalam ayat ini bukan sekedar penutup kepala, tapi pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuh. Dan Allah subhanahu wa ta’alajuga menekankan, agar kita menutupkan kain kerudung ke dada. Jadi, kain itu harus cukup besar hingga meliputi kepala dan dada. Bukan sekedar menutupi kepala sampai leher, sebagaimana "jilbab gaul" yang banyak beredar saat ini.

Agar benar-benar bisa menutup aurat, jilbab juga harus terbuat dari kain yang agak tebal (jangan terlalu tipis dan transparan). Ia juga harus longgar, agar tidak membentuk lekukan tubuh saat dipakai.

Sobat muslimah, dari dua ayat di atas, kita pun jadi tahu, bahwa berjilbab (yang syar'i) itu hukumnya wajib. Sama seperti hukum shalat lima waktu. Karena itu, bagi kamu-kamu yang sudah baligh, mari, usahakan untuk segera berjilbab. Bagi yang sudah berjilbab namun belum syar'i, coba usahakan agar lebih menetapi syariat Allah subhanahu wa ta’ala...pakailah jilbab yang syar'i, dengan definisi yang sudah disebutkan di atas.

Memang, awalnya, bermacam perasaan akan menghinggapi benak kita, saat memulai memakai jilbab syar'i. "Apa kata mereka nanti?" "Pantaskah aku memakainya, dan apakah aku sudah benar-benar siap?" Kadang, keraguan menyeruak, saat pertanyaan-pertanyaan itu datang silih berganti.

Tips Mantap Berjilbab
Berikut ini beberapa tips, agar hati kamu lebih siap dan mantap untuk memakai jilbab:

1. Niatkan karena Allah subhanahu wa ta’ala
Yang pertama, tentu saja kamu harus benar-benar niat memakai jilbab karena Allah subhanahu wa ta’ala semata. Bukan karena teman-temanmu juga memakainya. Bukan pula karena kamu naksir cowok alim yang suka sama cewek berjilbab.

2. Percaya diri
Kamu harus percaya diri dengan jilbabmu. Kalau ada yang mencela, anggap saja angin lalu. Jangan bimbang dan ragu. Yakin, pilihanmu sudah benar, menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’ala yang menjadi kewajibanmu.

3. Trik jitu merayu ortu
Ingin berjilbab syar'i, orang tua nggak mendukung? Jangan putus asa. Mungkin mereka begitu karena pemahaman agama yang masih kurang. Tetaplah hormati dan pergauli mereka dengan baik. Coba, ajak mereka berdialog. Sedikit demi sedikit, jelaskanlah bahwa apa yang ingin kamu kenakan itu adalah untuk menjaga aurat, dan semata-mata karena perintah Allah subhanahu wa ta’ala, yang dalilnya ada dalam al-Quran.
Kalau mereka masih belum mendukung juga, coba ajak mereka mencermati fenomena saat ini. Di saat aurat banyak diumbar, perzinaan terjadi di mana-mana. Hingga banyak bayi lahir tanpa jelas siapa bapaknya.
Namun ingat, sebisa mungkin, jaga emosimu saat berdialog dengan ortu. Tidak usah berapi-api, dan sebaiknya sampaikan dengan santun, jangan terkesan menggurui. Jangan lupa, berdoalah kepada Allah subhanahu wa ta’alayang membolak-balikkan hati, agar berkenan membukakan hati kedua ortumu.

4. Bergaullah dengan teman-teman yang shalihah
Banyak bergaul dengan teman yang shalihah dan sama-sama menutup aurat, akan membantu membangkitkan mentalmu. Namun bukan berarti kamu terus menjauhi teman yang belum berjilbab lho.

5. Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu
Bila tantangan menghadang, maka jadi-kanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Ingat, menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’alamemang banyak tantangannya.

6. Tetap berprestasi dengan jilbab syar'i
Usahakan jilbabmu tidak berpengaruh negatif terhadap prestasimu di sekolah. Dengan begitu, insyaallah kamu akan lebih percaya diri, dan disegani teman-teman, guru dan ortumu.

7. Jaga jarak dan jangan terlena bila ada lawan jenis bersimpati
Sst, hati-hati, bila ada cowok yang bersimpati padamu. Jangan sampai terkena perangkap setan dengan panah asmara, yang bisa jadi akan menodai kesucian jilbabmu.
Selamat berjuang!
(Nisa Naziha)

http://majalah-elfata.com

Baca Selengkapnya...

Langkah Setan Menelanjangi Wanita

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian musli-mah. Berikut ini tahapan-tahapannya.


I. Menghilangkan Definisi Hijab

Dalam tahap ini setan membisik-kan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya.

Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai.

Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar’i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab syar’i tetap dipertahankan.
Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?

Pertama, Membuka Bagian Tangan

Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka setan mem-bisik kan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan setan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakain model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihat nya juga biasa-biasa saja. Maka setan berbisik,” Tuh tidak apa-apa kan?

Kedua, Membuka Leher dan Dada

Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.” Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka.

Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif lagi dari dadanya.

Ketiga, Berpakian Tapi Telanjang

Setan berbisik lagi, “Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang,” setan memberi ide baru.

Maka tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Nggak apa-apa kok, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menambahkan. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

Keempat, Agak di Buka Sedikit

Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?” Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik.”

Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. “Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy,” katanya.

Inilah tahapan awal setan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya. Maka kini mulailah setan pada tahapan berikutnya.


II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit

Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya.

Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit.

Setan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.”

Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang.

Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis

Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”

Benar-benar bisikan setan dan hawa nafsu telah menjadi penasehat pribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan setan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia mema-kai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.

Ketiga, Terbuka Seluruh Betis

Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun buru-buru bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”

Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” gumamnya. “Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek kenamaan, seperti Kristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.


III. Serba Mini

Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”

Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba.

Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”. Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzu billah bisikan setan berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.” Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan laki-laki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu” Setan tak mau ambil resiko.


Penutup
Demikian halus, cara yang digunakan setan, sehingga manusia terjeru-mus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya.

Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyeng-sarakan, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam bis shawab.



Sumber ide dan pokok pikiran: Kitab “At ta’ari asy syaithani”, Adnan ath-Tharsyah, disadur dengan bebas.
http://ummusalma.wordpress.com/2007/03/01/langkah-setan-menelanjangi-wanita/#comment-1419
Baca Selengkapnya...